Baru-baru ini ketika saya mengunjungi sebuah toko buku, di
jajaran rak buku terdapat sebuah buku yang mengupas tentang kekal dan
tidaknya alam akhirat dalam tinjauan sains, dalam hal ini fisika, yang
penulisnya merupakan lulusan pendidikan fisika UIN. Setelah membaca
dengan seksama bagian-bagian yang dianggap perlu, ternyata dasar
penjelasannya hanya berlandaskan teori relativitas khususnya Einstein,
yakni mengenai pemuluran waktu yang dirasakan bagi pengamat yang
bergerak relatif terhadap suatu kejadian. Dan ternyata teori ini juga
belum cukup mampu membuktikan kekekalan atau ketidakkekalan akhirat itu,
seperti yang ditulis di bukunya. Semua penjelasan yang dipakai
kebanyakan bersifat asumsi sehingga kesimpulan yang dihasilkan dirasakan
masih mengandung banyak pertanyaan ketimbang suatu penjelasan, atau
bersifat heuristik. Oleh karena itu saya akan kemukakan bagaimana
sebaiknya sains fisika menyikapi hal ihwal keberadaan alam ghaib ini.
Einstein mencurahkan 30 tahun terakhir hidupnya pada pencarian gagal “teori medan terpadu”, yang akan menyatukan relativitas umum—teori ruangwaktu dan gravitasi miliknya—dengan teori elektromagnetisme Maxwell. Belakangan terjadi kemajuan menuju unifikasi, tapi ke arah berbeda. Teori partikel unsur dan gaya kita yang mutakhir, dikenal sebagai Standard Model fisika partikel, telah menyatukan elektromagnetisme dengan interaksi lemah, gaya yang bertanggungjawab atas perubahan neutron dan proton menjadi satu sama lain dalam proses-proses radioaktif dan di bintang-bintang. Standard Model juga memberikan deskripsi terpisah tapi serupa tentang interaksi kuat, gaya yang menjaga kesatuan quark di dalam proton dan neutron dan menjaga kesatuan proton dan neutron di dalam nukleus atom.
Category:
permasalahan
0
komentar
Telah ditemukan partikel yang lebih
cepat dari cahaya. Kita tahu bahwa selama tidak ada yang bisa
menandingi kecepatan cahaya. Kalo seandainya ada berarti Teori Enstain
harus direvisi ulang. Siapa partikel itu, ayo kita lanjutkan membacanya.
Para fisikawan di Laboratorium
Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) di Geneva, Swiss, Jumat
(23/9/2011) waktu setempat, mengumumkan keberhasilan mereka menemukan
keberadaan partikel yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan
cahaya.
Category:
Penemuan
0
komentar
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat roket air adalah :
a. 2 botol bekas air mineral, lebih baik lagi yang bekas soda karena lebih kuat
b. pipa paralon 1/2 inch, panjangnya kira-kira 1 meter
c. pipa paralon 1 inch, kira-kira 10 cm
d. lembaran polycarbonate (dipakai untuk atap kanopi) atau bisa pula styrofoam dan kardus bekas, tetapi cepat rusak.
e. 10-11 cable ties (pengikat kabel) ukuran besar
f. pentil (air intake) sepedamotor
g. potongan karet ban dalam
h. penutup pipa paralon (dop; yang tanpa ulir) ukuran 1/2 inch
i. kertas koran, lakban bening, lakban hitam tebal, double tape,
dan siapkan pula gunting, cutter, penggaris, lem paralon, serta lem super.
a. 2 botol bekas air mineral, lebih baik lagi yang bekas soda karena lebih kuat
b. pipa paralon 1/2 inch, panjangnya kira-kira 1 meter
c. pipa paralon 1 inch, kira-kira 10 cm
d. lembaran polycarbonate (dipakai untuk atap kanopi) atau bisa pula styrofoam dan kardus bekas, tetapi cepat rusak.
e. 10-11 cable ties (pengikat kabel) ukuran besar
f. pentil (air intake) sepedamotor
g. potongan karet ban dalam
h. penutup pipa paralon (dop; yang tanpa ulir) ukuran 1/2 inch
i. kertas koran, lakban bening, lakban hitam tebal, double tape,
dan siapkan pula gunting, cutter, penggaris, lem paralon, serta lem super.
Category:
Praktikum
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)